Kamis, 23 Desember 2010

Air hujan


Air  hujan  adalah  air  yang  menguap  karena  panas  dan  dengan  proses kondensasi  (perubahan uap air menjadi tetes air yang sangat kecil) membentuk tetes air yang lebih besar kemudian jatuh kembali ke permukan bumi. Pada waktu berbentuk uap air terjadi proses  transportasi (pengangkutan uap air oleh angin menuju  daerah  tertentu  yang  akan  terjadi  hujan).  Ketika  proses  transportasi tersebut uap air tercampur dan melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, dan senyawa lain. Karena itulah, air hujan juga mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang  terdapat dalam udara. Jadi kualitas air hujan juga banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
Air hujan diduga mengandung lebih banyak gas-gas daripada air tanah,  terutama kandungan CO2 dan O2. Air hujan biasanya tidak mengandung garam-garam mineral, zat-zat racun, atau zat yang dapat mengandung kesehatan. Karena itu hujan yang bersih  dapat digunakan sebagai air minum apalagi untuk keperluan mandi. Air hujan termasuk air lunak.


 Air  atmosfir  dalam  keadaan  murni  sangat  bersih,  tetapi  sering  terjadi pengotoran   karena  industri,  debu  dan  sebagainya. Oleh  karena  itu  untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan  jangan  dimulai  pada  saat   hujan  mulai  turun,  karena  masih  banyak mengandung kotoran. Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur  maupun  bak-bak  reservoir,  sehingga  hal  ini  mempercepat  terjadinya karatan (korosi) air hujan juga memiliki sifat lunak, sehingga boros  terhadap pemakaian sabun (Waluyo, 2005).
Untuk beberapa  orang,  rasa  air  hujan  dianggap  tidak  enak  atau  terasa hambar. Hal  ini  mungkin karena air hujan tidak banyak mengandung garam- garam tetapi banyak mengandung gas. Dibandingkan  dengan  air  minum  biasa,  air  hujan  mempunyai  sedikit kelemahan  yaitu kandungan garam-garam. Bila perlu ke dalam air hujan dapat ditambahkan atau dibubuhi  garam. Karena beberapa garam juga terdapat dalam bahan makanan kita, sedang garam dapur  selalu ditambahkan dalam persiapan hidangan, maka dalam prakteknya bila dibubuhkan kapur saja sudah cukup. Kapur yang  dapat  digunakan  adalah  kapur-kapur  yang  banyak  didapat  di  pedagang- pedagang  bahan  bangunan.  Sebelum  digunakan  kapur  disaring  sehingga  baik batu/kerikil serta kotoran lain dapat dipisahkan. Jumlah kapur yang ditambahkan adalah  25-100  mg/liter  (Hadi, 1973  dalam Winarno,1996). Bila penambahan terlalu banyak rasa air akan menjadi pahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar